Pendidikan Masyarakat
• Pendidikan sebagai pranata sosial
• Pendidikan dan kehidupan ekonomi
• Pendidikan dan statifikasi sosial
• Pendidikan dan mobilitas sosial
• Pendidikan dan perubahan sosial
Definisi Pranata Sosial
• Pranata sosial berasal dari bahasa inggris yaitu social institution.
• Pranata sosial adalah kumpulan atau sistem norma yang mengatur tindakan manusia dalam kehidupan sosial
• Pranata sosial selalu terdapat dalam masyarakat sederhana dan modern.
• Pranata agama merupakan pranata yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat.
• Fungsi pranata sosial, antara lain memberi pedoman kepada anggota masyarakat.
PENGERTIAN
• Pranata sosial adalah:sistem norma yang bertujuan untuk mengatur tindakan maupun kegiatan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokok dan bermasyarakat bagi manusia
• Koentjoroningrat: suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas-aktivitas individu untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam masyarakat.
Pengertian Pranata Sosial
• SOERJONO SOEKANTO, Lembaga kemasyarakatan adalah himpunan norma-norma dari segala tindakan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok didalam kehidupan masyarakat
• SELO SOEMARJAN & SOELAEMAN SOEMARDI, Semua norma-norma dari segala tingkat yang berkisar pada suatu keperluan pokok dalam kehidupan masyarakat merupakan suatu kelompok yang diberi nama lembaga kemasyarakatan
MACAM-MACAM PRANATA SOSIAL
• Pranata keluarga
• Pranata politik
• Pranata pendidikan
• Pranata ekonomi
• Pranata agama
FUNGSI PRANATA SOSIAL
• Menjaga keutuhan dalam masyarakat yang bersangkutan
• Memberikan pedoman pada anggota masyarakat untuk bertingkah laku/bersikap
• Memberi pegangan pada masyarakat untuk menandakan sistem pengendalian sosial
Tujuan Pranata sosial mnrt Koentjaraningrat:
Domestic institution
Economic institution
Education institution
Scientific institution
Aesthetic and recreation institution
Religius institution
Political institution
Somatic institution
Ciri-Ciri Pranata Sosial
• Merupakan suatu organisasi dari pola-pola pemikiran dan perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas sosial
• Mempunyai alat-alat perlengkapan yang dipakai mencapai tujuan
• Lambang-lambang biasanya merupakan ciri khas dari pranata sosial, yang secara simbolis menggambarkan tujuan dan fungsi pranata sosial
• Pranata sosial mempunyai tradisi, baik tertulis maupun tidak tertulis
A.PRANATA KELUARGA
A.Pegertian
1. Dalam arti sempit: keluarga hanya terdiri atas ayah, ibu, dan anak, baik anak kandung maupun anak adopsi(keluarga batih/ keluarga inti/ nuclear family)
2. Dalam arti luas: meliputi semua pihak yang ada hubungan darah atau keturunan, meliputi kakek, nenek, paman, bibi, dll(keluarga besar/ keluarga luas/ extended family)
Pranata keluarga (lnjtn…)
B.Proses terbentuknya keluarga
Terbentuknya kelurga dimulai dari perkawinan. Keluarga mrpkn klmpk orang yang dipersatukan dlm ikatan perkawinan dan membentuk rumah tangga.
Menurut UU yg mengatur mengenai perkawinan (UU No. 1 th 1974), dikatakan bhw perkawinan adl: “Ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sbg suami-istri dgn tujuan membentuk keluarga (RT) yg bhagia dan kekal bdsrkn KeTuhanan YME.
C.Sistem Kekerabatan
Bilateral/ parental yaitu memperhitungkan kekerabatan dari garis ayah dan ibu. Bentuk-bentuknya:
a.Prinsip ambilineal
b.Prinsip konsentris
c.Prinsip primogenetur
d.Prinsip ultimogenetur
Unilateral/ unilineal yaitu menarik garis keturunan hanya mll satu garis saja, ayah atau ibu. Bentuk-bentuknya:
a.Patrilineal
b.Matrilineal
D.Sifat-sifat dan fungsi keluarga
Sifat-sifat pranata keluarga:
a.Mempunyai dasar emosional
b.Dikukuhkan dalam bentuk perkawinan
c.Memiliki keturunan
d.Memiliki tempat tinggal
Fungsi keluarga:
a.Fungsi biologis
b.Fungsi proteksi/ perlindungan
c.Fungsi edukatif/ pendidikan
d.Fungsi sosialisasi
e.Fungsi afeksi
f.Fungsi religius
g.Fungsi rekreatif
i.Fungsi pengendalian sosial
D.Sosialisasi dlm keluarga
A.Faktor2 yg menyebabkan pentingnya peranan keluarga dlm sosislisasi:
1.Hub.sosial dlm keluarga bersifat tetap
2.Anak mrpkn buah cinta, maka ortu punya motivasi yg kuat untuk mendidik anak-anaknya
B.Ortu berhak mengajarkan tiga hal kpd anak-anaknya:
1.Penguasaan diri
2.Nilai-nilai sosial
3.Peranan-peranan sosial
B. PRANATA EKONOMI
Pengertian :
Pranata ekonomi adl seperangkat aturan yg mengatur ttg kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa shg terwujud kesejahteraan dan ketertiban masyarakat.
3 Unsur utama dlm Pranata Ekonomi:
a.Produksi
b.Distribusi
c.Konsumsi
C.PRANATA POLITIK
• Pranata politik mrpkn kegiatan yg berkaitan dgn kekuasaan.
• Fungsi pokok pranata politik :
1.Melembagakan norma melalui UU
2.Melaksanakan UU yg telah disetujui
3.Menyelesaikan konflik yg terjadi
4.Menyelenggarakan pelayanan umum
5.Melindungi warga negara
D.PRANATA PENDIDIKAN
• Pendidikan adl suatu proses yg terjadi krn interaksi berbagai faktor, yg menghasilkan penyadaran diri dan lingkungan shg menampilkan rasa percaya diri dan rasa percaya akan lingkungannya.
• 3 Ruang Lingkup Pendidikan:
a. Pendidikan dlm keluarga (informal)
b.Pendidikan di sekolah (formal)
c.Pendidikan dlm masyarakat (nonformal)
Pranata Pendidikan
• Fungsi Pranata Pendidikan :
1. Fungsi konservasi (pengawetan)
2.Fungsi evaluatif (penilaian)
3.Fungsi kreatif
• Fungsi Tersembunyi Pranata Pendidikan :
1. Menunda masa kedewasaan anak
2. Menjadi saluran bagi mobilitas sosial
3. Memelihara integrasi masyarakat
Pranata Pendidikan
• Fungsi Nyata Pendidikan :
1. Menolong orang untuk sanggup mencari nafkah bagi kehidupannya kelak
2.Meningkatkan citra rasa kehidupan
3.Meningkatkan taraf kesehatan dgn olahraga
• Manfaat Pendidikan :
1. Wawasan dan pandangan seseorang dlm berinteraksi mjd lbh baik
2. Seseorang dpt mengikuti perkembangan jaman
3.Seseorang mjd lbh kritis dan analitis dlm berpikir
E. PRANATA AGAMA
• Agama/ Religi/ Religiusitas mrpkn suatu sistem terpadu antara keyakinan dan praktik yg berkaitan dgn hal-hal yg suci yg dianggap tak terjangkau.
• Fungsi pokok pranata agama :
1. Bantuan thd pencarian identitas moral
2. Memberikan penafsiran untuk menjelaskan keberadaan manusia
3.Peningkatan kehidupan sosial dan mempererat kohesi sosial
Pranata Agama
• Unsur-Unsur Agama :
1.Kepercayaan agama
2.Simbol agama
3.Praktik agama
4.Pemeluk agama
5.Pengalaman agama
Pranata Agama
• Fungsi Pranata Agama bagi Individu :
1.Memberi pedoman bagi manusia
2.Memberi identitas diri
3.Fungsi maknawi
4.Memberi dukungan psikologis dan rasa percaya diri
• Fungsi Pranata Agama bagi Masyarakat :
1.Mengintegrasikan masyarakat
2.Menuntun terbentuknya moral sosial yg langsung dianggap dari Tuhan
3.Pendukung adat istiadat
12 Apr 2010
SOSIOLOGI PENDIDIKAN
JALUR-JALUR PENDIDIKAN
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 13 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional berbunyi, jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya
Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan
Jalur pendidikan terdiri atas:
• Pendidikan formal
• Pendidikan nonformal
• Pendidikan informal
Pendidikan Formal
• Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi
Pendidikan Nonformal
• Pendidikan nonformal paling banyak terdapat pada usia dini, serta pendidikan dasar misalnya TPA (Taman Pendidikan Al Quran). Selain itu ada juga berbagai kursus, diantaranya kursus musik, bimbingan belajar dan sebagainya
Pendidikan nonformal meliputi:
• Pendidikan kecakapan hidup
• Pendidikan anak usia dini
• Pendidikan kepemudaan
• Pendidikan keaksaraan
• Pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja
• Pendidikan kesetaraan serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik
Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional
Pendidikan Informal
• Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab
• Jadi pendidikan informal adalah pendidikan yang berlangsung pada lingkungan keluarga
Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar.
Pendidikan dasar berbentuk:
1. sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta
2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat
Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.
pendidikan menengah terdiri atas:
• Pendidikan menengah umum, dan
• Pendidikan menengah kejuruan.
pendidikan menengah berbentuk:
• Sekolah Menengah Atas (SMA)
• Madrasah Aliyah (MA)
• Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
• Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang sederajat
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 13 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional berbunyi, jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya
Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan
Jalur pendidikan terdiri atas:
• Pendidikan formal
• Pendidikan nonformal
• Pendidikan informal
Pendidikan Formal
• Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi
Pendidikan Nonformal
• Pendidikan nonformal paling banyak terdapat pada usia dini, serta pendidikan dasar misalnya TPA (Taman Pendidikan Al Quran). Selain itu ada juga berbagai kursus, diantaranya kursus musik, bimbingan belajar dan sebagainya
Pendidikan nonformal meliputi:
• Pendidikan kecakapan hidup
• Pendidikan anak usia dini
• Pendidikan kepemudaan
• Pendidikan keaksaraan
• Pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja
• Pendidikan kesetaraan serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik
Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional
Pendidikan Informal
• Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab
• Jadi pendidikan informal adalah pendidikan yang berlangsung pada lingkungan keluarga
Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar.
Pendidikan dasar berbentuk:
1. sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta
2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat
Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.
pendidikan menengah terdiri atas:
• Pendidikan menengah umum, dan
• Pendidikan menengah kejuruan.
pendidikan menengah berbentuk:
• Sekolah Menengah Atas (SMA)
• Madrasah Aliyah (MA)
• Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
• Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang sederajat
SOSIOLOGI PENDIDIKAN
Pendidikan Sebagai Proses Pembudayaan dan Pemberdayaan
Pengertian kebudayaan
Kebudayaan: Cultuur (Bahasa Belanda), Culture (Bahasa inggris), berasal dari perkataan latin “Colere” yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti culture sebagai “segala daya dan aktivitas manusia untuk mengubah alam”
Dilihat dari sudut bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta “buddhayah” yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal
Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa tersebut
Kebudayaan secara keseluruhan adalah hasil usaha manusia untuk mencukupi semua kebutuhan hidupnya
Pola kelakuan yang secara umum terdapat dalam suatu masyarakat disebut kebudayaan.
kebudayaan meliputi keseluruhan pengetahuan, kepercayaan, keterampilan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaan manusia sebagai anggota masyarakat
Pendidikan dan Kebudayaan
setiap bangsa, setiap individu pada umumnya menginginkan pendidikan. Dengan pendidikan dimaksud disini pendidikan formal, makin banyak dan makin tinggi pendidikan makin baik. Bahkan diinginkan agar tiap warga negara melanjutkan pendidikannya sepanjang hidup. Namun pendidikan formal tak dapat diharapkan menanggung transmisi keseluruhan kebudayaan bangsa. Masyarakat masih akan tetap memegang fungsi yang penting dalam pendidikan transmisi kebudayaan.
Fungsi sekolah
Sekolah mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan
Sekolah memberikan keterampilan dasar
Sekolah membuka kesempatan memperbaiki nasib
Sekolah menyediakan tenaga pembangunan
Sekolah membantu memecahkan masalah-masalah sosial
Sekolah mentransmisi kebudayaan
Sekolah membentuk manusia yang sosial
Sekolah merupakan alat mentransformasi kebudayaan
Fungsi-fungsi sekolah lainnya
Kebudayaan sekolah
Sistem pendidikan mengembangkan pola kelakuan tertentu sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat dari siswa-siswai. Kehidupan di sekolah serta norma-norma yang berlaku di sekolah dapat disebut kebudayaan sekolah
Kenaikan kelas
Upacara-upacara: penerimaan siswa baru
Upacara bendera
Bentuk-bentuk kebudayaan
Kebudayaan materi
Kebudayaan non-materi
Pengertian kebudayaan
Kebudayaan: Cultuur (Bahasa Belanda), Culture (Bahasa inggris), berasal dari perkataan latin “Colere” yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti culture sebagai “segala daya dan aktivitas manusia untuk mengubah alam”
Dilihat dari sudut bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta “buddhayah” yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal
Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa tersebut
Kebudayaan secara keseluruhan adalah hasil usaha manusia untuk mencukupi semua kebutuhan hidupnya
Pola kelakuan yang secara umum terdapat dalam suatu masyarakat disebut kebudayaan.
kebudayaan meliputi keseluruhan pengetahuan, kepercayaan, keterampilan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaan manusia sebagai anggota masyarakat
Pendidikan dan Kebudayaan
setiap bangsa, setiap individu pada umumnya menginginkan pendidikan. Dengan pendidikan dimaksud disini pendidikan formal, makin banyak dan makin tinggi pendidikan makin baik. Bahkan diinginkan agar tiap warga negara melanjutkan pendidikannya sepanjang hidup. Namun pendidikan formal tak dapat diharapkan menanggung transmisi keseluruhan kebudayaan bangsa. Masyarakat masih akan tetap memegang fungsi yang penting dalam pendidikan transmisi kebudayaan.
Fungsi sekolah
Sekolah mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan
Sekolah memberikan keterampilan dasar
Sekolah membuka kesempatan memperbaiki nasib
Sekolah menyediakan tenaga pembangunan
Sekolah membantu memecahkan masalah-masalah sosial
Sekolah mentransmisi kebudayaan
Sekolah membentuk manusia yang sosial
Sekolah merupakan alat mentransformasi kebudayaan
Fungsi-fungsi sekolah lainnya
Kebudayaan sekolah
Sistem pendidikan mengembangkan pola kelakuan tertentu sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat dari siswa-siswai. Kehidupan di sekolah serta norma-norma yang berlaku di sekolah dapat disebut kebudayaan sekolah
Kenaikan kelas
Upacara-upacara: penerimaan siswa baru
Upacara bendera
Bentuk-bentuk kebudayaan
Kebudayaan materi
Kebudayaan non-materi
Sosiologi Pendidikan (materi landasan pendidikan)
Landasan Pendidikan diperlukan dalam dunia pendidikan khususnya di negara kita Indonesia,agar pendidikan yang sedang berlangsung dinegara kita ini mempunyai pondasi atau pijakan yang sangat kuat karena pendidikan di setiap negara tidak sama.Untuk negara kita diperlukan landasan pendidikan berupa landasan hukum,landasan filsafat,landasan sejarah,landasan sosial budaya,landasan psikologi,dan landasan ekonomi
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis selalu bertolak dari sejumlah landasan .landasan tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Beberapa landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan untuk menjemput masa depan.
LANDASAN PENDIDIKAN
Landasan filosofis
Landasan ekonomi
Landasan psikologis
Landasan Iptek
Landasan legal formal
Landasan agama
Landasan sosial budaya
Pendidikan memerlukan landasan keilmuan karena pendidikan dapat dijadikan pijakan, arah, serta pilar utama terhadap pengembangan manusia, Bangsa dan Negara untuk selalu berwawasan luas demi tercapainya cita-cita bangsa. Bagi bangsa Indonesia pendidikan diharapkan bisa mengusahakan pembangunan manusia pancasila sebagai manusia yang tinggi kualitasnya dan mampu untuk mandiri. Landasan keilmuan itu juga sebagai pemberi dukungan bagi perkembangan masyarakat. Sehingga Pendidikan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Landasan Filosofis
Pengertian Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandangan dalam filsafat pendidikan, menyangkut keyakinan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan. Aliran filsafat yang kita kenal sampai saat ini adalah Idealisme, Realisme, Perenialisme, Esensialisme, Pragmatisme dan Progresivisme dan Ekstensialisme
Landasan filosofis: yang berkaitan dengan makna atau hakekat pendidikan, menelaah masalah-masalah pokok seperti apakah pendidikan itu, mengapa pendidikan diperlukan, apa yang seharusnya menjadi tujuannya, dan sebagainya.
1. Esensialisme
Esensialisme adalah mashab pendidikan yang mengutamakan pelajaran teoretik (liberal arts) atau bahan ajar esensial.
2. Perenialisme
Perenialisme adalah aliran pendidikan yang megutamakan bahan ajaran konstan (perenial) yakni kebenaran, keindahan, cinta kepada kebaikan universal.
3. Pragmatisme dan Progresivisme Prakmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari nilai kegunaan praktis, di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme yang menentang pendidikan tradisional.
4. Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat.
• Pancasila sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidkan Nasional
Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan UUD 1945. sedangkan Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang P4 menegaskan pula bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan dasar negara Indonesia.
Landasan Ekonomi
Landasan ini membahas tentang budaya yang diperlukan dalam pandidikan, hasil dari pendidikan yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan sebagainya.
Landasan Psikologis
Landasan yang berkaitan dengan pemahaman peserta didik, utamanya aspek kejiwaan. Psikologi menyediakan informasi tentang kehidupan pribadi manusia serta gejala-gejala aspek pribadi.
Dasar psikologis berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar dan perkembangan anak. Pemahaman terhadap peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.
Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada setiap peserta didik, sekalipun mereka memiliki kesamaan.
Landasan Iptek
Pengertian Landasan IPTEK
Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga pendidik untuk mengadopsinya teknologi dari berbagai bidang teknologi ke dalam penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang berkaitan erat dengan proses penyaluran pengetahuan haruslah mendapat perhatian yang proporsional dalam bahan ajaran, dengan demikian pendidikan bukan hanya berperan dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang sadar IPTEK dan calon pakar IPTEK itu. Selanjutnya pendidikan akan dapat mewujudkan fungsinya dalam pelestarian dan pengembangan iptek tersebut.
Perkembangan IPTEK sebagai Landasan Ilmiah
Iptek merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang dimulai pada permulaan kehidupan manusia. Lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur sekolah harus mampu mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan iptek. Bahan ajar sejogjanya hasil perkembangan iptek mutahir, baik yang berkaitan dengan hasil perolehan informasi maupun cara memproleh informasi itu dan manfaatnya bagi masyarakat
Landasan legal formal
Dengan adanya landasan ini setiap orang akan lebih berhati-hati dalam melakukan kegiatan(berkenaan dengan perilakunya). Jika ia melanggar maka ia akan dikenai hukuman atau sanksi sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
Landasan Agama
Landasan Agama dalam pendidikan memberikan keterangan bahwa agama berasal dari wahyu yang berasal dari tuhan (dalam hal ini agama bersifat residental). Dengan landasan ini diharapkan pendidikan sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku pada agama.
Landasan Sosial Budaya
Landasan yang mempelajari tingkah laku yang dapat diterima kemudian menerapkan tingkah lakunya itu sendiri. Menjadikan anak sebagai anggota masyarakat. Landasn ini juga bertujuan agar pendidikan di Indonesia mengutamakan keseimbangan, keserasian dan keselarasan antara aspek pelestarian nilai-nilai luhur sosial, kebudayaan, dan aspek-aspek pengembangan.
• Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat dilestarikan/ dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik secara formal maupun informal.
Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang sesuai dengan perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku, nlai-nilai, dan norma-norma baru sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha menuju pola-pola ini disebut transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim digunakan sebagai alat transmisi dan transformasi kebudayaan adalah lembaga pendidikan, utamanya sekolah dan keluarga
Landasan Sosiologis
Pengertian Landasan Sosiologis
Dasar sosiologis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan karakteristik masyarakat.Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiolagi pendidikan meliputi empat bidang:
1. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
2. hubungan kemanusiaan.
3. Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
4. Sekolah dalam komunitas,yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya
Landasan Sosiologis:
Kegiatan pendidikan yang merupakan suatu proses interaksi antara dua individu, bahkan dua generasi, yang memungkinkan generasi muda mengembangkan diri.
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis selalu bertolak dari sejumlah landasan .landasan tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Beberapa landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan untuk menjemput masa depan.
LANDASAN PENDIDIKAN
Landasan filosofis
Landasan ekonomi
Landasan psikologis
Landasan Iptek
Landasan legal formal
Landasan agama
Landasan sosial budaya
Pendidikan memerlukan landasan keilmuan karena pendidikan dapat dijadikan pijakan, arah, serta pilar utama terhadap pengembangan manusia, Bangsa dan Negara untuk selalu berwawasan luas demi tercapainya cita-cita bangsa. Bagi bangsa Indonesia pendidikan diharapkan bisa mengusahakan pembangunan manusia pancasila sebagai manusia yang tinggi kualitasnya dan mampu untuk mandiri. Landasan keilmuan itu juga sebagai pemberi dukungan bagi perkembangan masyarakat. Sehingga Pendidikan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Landasan Filosofis
Pengertian Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandangan dalam filsafat pendidikan, menyangkut keyakinan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan. Aliran filsafat yang kita kenal sampai saat ini adalah Idealisme, Realisme, Perenialisme, Esensialisme, Pragmatisme dan Progresivisme dan Ekstensialisme
Landasan filosofis: yang berkaitan dengan makna atau hakekat pendidikan, menelaah masalah-masalah pokok seperti apakah pendidikan itu, mengapa pendidikan diperlukan, apa yang seharusnya menjadi tujuannya, dan sebagainya.
1. Esensialisme
Esensialisme adalah mashab pendidikan yang mengutamakan pelajaran teoretik (liberal arts) atau bahan ajar esensial.
2. Perenialisme
Perenialisme adalah aliran pendidikan yang megutamakan bahan ajaran konstan (perenial) yakni kebenaran, keindahan, cinta kepada kebaikan universal.
3. Pragmatisme dan Progresivisme Prakmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari nilai kegunaan praktis, di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme yang menentang pendidikan tradisional.
4. Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat.
• Pancasila sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidkan Nasional
Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan UUD 1945. sedangkan Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang P4 menegaskan pula bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan dasar negara Indonesia.
Landasan Ekonomi
Landasan ini membahas tentang budaya yang diperlukan dalam pandidikan, hasil dari pendidikan yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan sebagainya.
Landasan Psikologis
Landasan yang berkaitan dengan pemahaman peserta didik, utamanya aspek kejiwaan. Psikologi menyediakan informasi tentang kehidupan pribadi manusia serta gejala-gejala aspek pribadi.
Dasar psikologis berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar dan perkembangan anak. Pemahaman terhadap peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.
Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada setiap peserta didik, sekalipun mereka memiliki kesamaan.
Landasan Iptek
Pengertian Landasan IPTEK
Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga pendidik untuk mengadopsinya teknologi dari berbagai bidang teknologi ke dalam penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang berkaitan erat dengan proses penyaluran pengetahuan haruslah mendapat perhatian yang proporsional dalam bahan ajaran, dengan demikian pendidikan bukan hanya berperan dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang sadar IPTEK dan calon pakar IPTEK itu. Selanjutnya pendidikan akan dapat mewujudkan fungsinya dalam pelestarian dan pengembangan iptek tersebut.
Perkembangan IPTEK sebagai Landasan Ilmiah
Iptek merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang dimulai pada permulaan kehidupan manusia. Lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur sekolah harus mampu mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan iptek. Bahan ajar sejogjanya hasil perkembangan iptek mutahir, baik yang berkaitan dengan hasil perolehan informasi maupun cara memproleh informasi itu dan manfaatnya bagi masyarakat
Landasan legal formal
Dengan adanya landasan ini setiap orang akan lebih berhati-hati dalam melakukan kegiatan(berkenaan dengan perilakunya). Jika ia melanggar maka ia akan dikenai hukuman atau sanksi sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
Landasan Agama
Landasan Agama dalam pendidikan memberikan keterangan bahwa agama berasal dari wahyu yang berasal dari tuhan (dalam hal ini agama bersifat residental). Dengan landasan ini diharapkan pendidikan sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku pada agama.
Landasan Sosial Budaya
Landasan yang mempelajari tingkah laku yang dapat diterima kemudian menerapkan tingkah lakunya itu sendiri. Menjadikan anak sebagai anggota masyarakat. Landasn ini juga bertujuan agar pendidikan di Indonesia mengutamakan keseimbangan, keserasian dan keselarasan antara aspek pelestarian nilai-nilai luhur sosial, kebudayaan, dan aspek-aspek pengembangan.
• Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat dilestarikan/ dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik secara formal maupun informal.
Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang sesuai dengan perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku, nlai-nilai, dan norma-norma baru sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha menuju pola-pola ini disebut transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim digunakan sebagai alat transmisi dan transformasi kebudayaan adalah lembaga pendidikan, utamanya sekolah dan keluarga
Landasan Sosiologis
Pengertian Landasan Sosiologis
Dasar sosiologis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan karakteristik masyarakat.Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiolagi pendidikan meliputi empat bidang:
1. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
2. hubungan kemanusiaan.
3. Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
4. Sekolah dalam komunitas,yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya
Landasan Sosiologis:
Kegiatan pendidikan yang merupakan suatu proses interaksi antara dua individu, bahkan dua generasi, yang memungkinkan generasi muda mengembangkan diri.
Langganan:
Postingan (Atom)